Apa rasanya jadi kamu?

image

Perlu keberanian untuk kembali menulis ini, Tuan Asing. Entah kenapa, ketika rinai-rinai hujan seperti malam pertengahan November ini, keinginan mengoreskan tentangmu sangat besar. Terlalu besar hingga aku harus menutup kedua telinga dari logika yang menertawaiku.

Harusnya kau bertanya kenapa aku menyukai hujan. Harusnya kau bertanya kenapa aku menyukai menulis tentangmu. Ah, tapi percuma. Kau sudah lebih dulu pergi sebelum pertanyaan dan jawaban itu terucap di bibir kita.

Aku terkadang berpikir, apa bagusnya hujan? Apa indahnya gumpalan awan hitam dengan kilat-kilat mengerikan itu? Hal yang indah hanya ada ketika hujan mulai berubah rintik dan jejeran warna yang menjambut setelahnya.

Dan pelangi tak datang saat malam ‘kan?

Tapi itu hanya pikiran kolotku. Hujan itu terlalu indah, Tuan. Kau sudah tahu itu, setelah kau juga tahu aku menyukai lagu ‘desember’.

Berbicara tentang desember, aku berharap akhir tahun itu juga menutup cerita tentangmu. Akhir dari ceritaku—cerita yang tak pernah kau baca—berakhir.

Temanku, yang juga temanmu bilang, jika kita benar-benar memiliki banyak persamaan. Ya, mulai dari kesukaan genre musik, sifat, hingga tanggal dan bulan kelahiran kita yang sama. Menakjubkan, bukan? Tapi detik ini, aku ingin menyergah semua. Kita tak benar-benar sama.

Kau lebih suka pergi dari satu tempat ke tempat lain. Kau lebih suka menebar rasa dari satu hati ke hati lain. Sedangkan aku, aku tetap pada satu rasa yang tak benar-benar ada.

Apa rasanya jadi kamu?

Ketika hujan mengantarkan kenangan tentangmu, aku hanya bisa tersenyum kecut. Bagaimana denganmu?

Apa rasanya jadi kamu?

Ketika hujan mengantarkan kenangan tentang orang lain, kau mungkin akan tersenyum manis. Bagaimana denganku?

Apa rasanya jadi kamu yang tak pernah mendengarku? Bahagia? Lebih baik?

Apa rasanya jadi kamu yang hanya tahu menulis lirik-lirik indah di lagu, kemudian merekatkannya paksa pada hati orang lain.

Ah! Aku benar-benar ingin tahu, apa rasanya jadi kamu yang selalu melupakan gadis kolot sepertiku disetiap hujan merinai.

8 thoughts on “Apa rasanya jadi kamu?

  1. Move on! ^°^ lupakan tuan asing ganti tuan baru, kamu bisa melupakannya jika kamu benar2 ingin melupakannya . . .

    • Xixixixi masalahnya klo gatol mau ngelupain malah nyesek :v
      Oke oke oke, saya hanya perlu menunggu tuan dekat (?) Kan? Wkwkwkwk

  2. Tuan asing suruh menyingkir aja eon, masukin ke got, 😀

  3. Ane BENCI kalo ente nulis Dia. BENCI pokoknya! Jelas banget kelemahan ente di titik ini.

    • 😮 😮 😮 tapi tapi tapi
      Ane kan kagak ngapa”in
      Cuma nulis permohonan biar desember itu juga akhir
      Hhahhhhaahah

      Hadeh ane malu :3 ixixiixixix

  4. Aku udah beberapa kali eon bca series ttg ‘tuan asing’ ini.
    Hm,
    Entahlah eon, q g tau mau komen apa. Huhuhu

Leave a comment