Angel Mom [ Part 3]

285309_555398344472884_1748051889_n

Author  : Midnight Fairy

  • Fb     : Weny Zumariiya
  • TW    : @wenyZumariiya

Length  : Chaptered

Genre    : Sad Romance, Family

Rating   : General

Cast(s)  :

  • Lee Donghae
  • Yoon Eun Hye a.k.a Park Yuri
  • Kim Yubin As Park Nari
  • Nam Gyu Ri

HAPPY READING !

Yoon Eun hye, kau tertangkap basah. Kau tidak akan bisa menghindariku lagi.’

     

            “ Besok bawa proposal perencanaan ke mejaku. Rapat selesai!” tegas Donghae tanpa menghiraukan pandangan bingung para pegawai lain. Tatapan Donghae hanya tertuju pada satu titik. Punggung Yuri yang hampir hilang tertutup pintu ruang.

“ Tapi direktur –”

“ Ah! Ghamsahamnida. Saya harap kita lebih bisa bekerja keras lagi.” Donghae tersenyum dan membungkuk hormat menghadap para pegawai lain. Sontak para pegawai yang mengikuti rapat terkesiap atas sikap direkturnya. Benar-benar pria yang tak dapat di duga.

                            ****

           

–          Sesal ? Benar..

Aku marah dan teramat benci pada kenyataan!

Kenyataan yang membinasakan tanpa belas kasih sebongkah hati, hingga serpihan terkecil

Dan yang tertinggal hanya sebait sesal.. 

Tapi,

Meski hatiku mati, ragaku lumpuh, aku tidak bisa dan tidak ingin menyerah jika tentangmu… –

 

            _____

 

            Terpaan angin musim semi, menghempas ringan dedaunan yang menguning manakala alam berganti. Berputar lincah pada hampa-hampa udara bak pebalet profesional yang mengayunkan kaki membentuk tarian indah nan menakjubkan. Bahkan sang empunya kertas alam itu, seakan tersenyum menyambut mentari menyelusup hangat membiarkan binarnya menjamah menghasilkan reaksi kimiawi fotosintesis.

Nampak sosok pria tampan, dengan telaten meneliti kertas-kertas yang berhambur tanpa rapi di meja kerja. Tak henti jarinya meraih tiap tumpukan berkas perusahaan seperti gunungan karang di depan iris mata yang semakin menyempit. Kaca mata yang menaut diarea wajah semakin memperlihatkan kesan menawan namun tak formal. Tiba-tiba jarinya berhenti membalik lembaran yang semakin kusut tatkala sudut mata pria berjas coklat senada itu tertarik beralih pada secangkir moccachino yang masih beruap. Seluet fikiran mengambang saat pertemuannya kembali kepada wanita yang selama ini selalu mendominasi saraf-saraf otaknya. Sedetik berlalu, senyum Donghae menggaris kecut. Sekeras apapun wanita itu menghindar, sekeras itu pula Donghae akan menariknya meski harus bersimpuh pada telapak pucat kaki Eun hye.  Donghae menyambar telfon dan menyentuh beberapa digit nomor.

“ Tuan Ahn, bisa keruanganku? Bersama Park Yuri.” Suara khas berwibawa. Nada meminta tapi terkesan memerintah. Tanpa menghiraukan jawaban tuan Ahn, Donghae secara acuh meletakan kembali gagang telfon.

Tanpa menunggu lama, suara hentakan langkah ragu-ragu terdengar jelas di telinga. Lagi-lagi pria itu tersenyum seraya kembali membaca berkas-berkas dengan seabrek kata dan angka.

“ Ada yang bisa di bantu direktur?” Sebelum menjawab pertanyaan tuan Ahn, mata Donghae menatap wanita di sebelah pria tua botak itu dengan tatapan buas Hyena. Seakan mencabik hingga bagian kulit epidermis Yuri. Tak memberi sedikit saja pancaran hangat bagi Yuri. Yuri hanya bisa tertunduk, berusaha menghindari tekanan Donghae.

“ Aku butuh sekretaris.”

“ Sekretaris ? Bukankah direktur telah mempunyai sekretaris kantor?”

Aniya. Tapi sekretaris pribadi. Park Yuri, selamat bekerja sama.” Sentak kepala Yuri menegak kaget mendengar kata-kata diktator sang direktur tampannya. Ia memincing tak percaya. Entahlah! Wanita itu harus bersuka cita atau lemas mendapati keberangan Donghae.

“ Tapi direktur –”

“ Silahkan bekerja kembali.” Tanpa menunggu jawaban dari keduanya, Donghae mengusir secara halus manusia-manusia yang masih berwajah tegang.

“ Park Yuri. Bisa kau berikan ini kepada bagian marketing? Ah satu lagi, cappuchino yang kau buatkan dulu benar-benar enak. Manis tetapi sedikit pahit. Sangat mirip dengan seseorang. Aku harap setiap pagi kau bisa membuatkannya untukku, SEKRETARIS PARK.” Penekanan kata Donghae sukses menghujami hati Yuri dengan timah panas. Demi Tuhan! Ia membenci saat bibir pria itu menyebut namanya. Membenci tatapan elang yang bisa membuat sekujur tubuhnya melebur. Tapi ia tak bisa lari dari cakar pria didepannya yang masih terseyum kecut.

Nde direktur.” Yuri membungkuk hormat dan pergi secepat yang ia bisa. Menghindari aroma,  tatapan dan senyum Donghae.

            ****

“ Haaaah!” Desahan Yuri menghembus kasar seakan mengeluarkan oksigen busuk dari paru-paru. Yuri benar-benar tak habis fikir jika Donghae memutuskan hal yang bisa membuatnya bertambah gila. Tampak jari-jari wanita itu mengusap lembut dahi putih yang berubah pucat hanya karna efek dahsyat dari seorang Lee Donghae.  Menyandar lemah pada kursi kerja yang selama 2 tahun ini menjadi teman setia diantara para pegawai ‘penjilat’ yang hanya tau cara mencuci kaki atasan mereka. Sekretaris pribadi? Dan wanita itu yakin seribu percent, berita tersebut akan menyebar cepat bak cheetah yang berlari memangsa si kelinci.

“ Park Yuri! direktur mencarimu.” Seorang pegawai berwajah datar dengan acuh menyampaikan komando sang direktur tampan Hongdae.

Nde,” jawab Yuri cepat seraya meraih note kecil yang tergeletak di meja kerja. Berlari terburu menapaki lantai hotel licin untuk bertemu direktur yang dipuja hampir oleh seluruh pegawai wanita.

Hingga sampai di hadapan Donghae, Yuri masih saja tak berani menatap wajah pria berkaca mata itu. Hanya bisa merunduk dalam, mencoba tetap mematikan hatinya; lari dari pesona Donghae.

“ Ada yang bisa dibantu direktur?”

“ Bersihkan ruanganku. Aku tak nyaman melihat tempat ini berantakan.”

Yuri mendongak bingung. Alisnya bertaut kesal tatkala mendengar perintah konyol atasan sekaligus mantan prianya itu. Sekretaris pribadi? Jadi, ini maksud Donghae mengangkat kedudukannya? Yuri bahkan menganggap ini balas dendam.

Mianhamnida direktur. Bukankah kita mempunyai karyawan lain yang bertugas pada hal tersebut?” Seolah membunuh ketakutannya, Yuri memandang sengit tepat di pupil hitam Donghae. Sentak Donghae yang merasakan kekesalan wanita itu, memilih tersenyum menantang.

“ Sekretaris Park. Bukankah kau tau, aku bukan tipe manusia yang bisa percaya penuh pada orang lain? Ah! Aku lupa. Kau tidak mengenalku.  Kita baru saja bertemu disini. Lagi pula, di ruangan ini sangat banyak berkas penting dan rahasia. Dan jika terjadi sesuatu yang bisa merugikan perusahaan, sekretarisnyalah yang akan terkena imbas besar. Jadi, cepatlah bekerja. Waktu bukanlah untuk di sia-siakan.”

Skakmat! Bibir Yuri lagi-lagi tergembok rapat oleh titah Donghae. Melawan Donghae sama halnya melawan nyala api hati Yuri sendiri. Wanita itu hanya mengangguk mengerti dan menjalani pekerjaan seperti office girls di mata direktur. Tampak sesekali mata Donghae mencuri pandang disela aktivitasnya pada wanita yang sibuk membenahi tiap sudut ruang kerjanya. Entahlah, terkadang mata pria itu terpesona hanya karna melihat tetesan peluh Yuri.

“ Sekretaris Park,” panggil Donghae tanpa mengalihkan pandangan dari kertas – kertas penuh angka hadapannya.

Nde direktur.”

“ Dimana kopiku?”

Mianhamnida, akan saya buatkan.” Tapi belum 2 langkah Yuri berjalan, titah sang direktur tampan itu kembali memanaskan gendang telinga Yuri.

“ Sebentar! Tolong berikan ini kepada bagian marketing. Ini pada bagian personalia. Dan ini berikan pada Tuan Ahn.” Dengan gaya bossy Donghae melempar lemah ke meja berkas-berkas dengan bewarna berbeda-beda tersebut. Sentak Yuri terkesiap dengan tindakan sedikit kasar dari pria itu. Tapi, dengan mantap dan tak banyak bicara Yuri menerima serta merunduk hormat; berpaling dari hadapan Donghae.

“ Park Yuri!” Suara lengkingan khas itu lagi-lagi menghentikan hentakan kaki Yuri, tepat saat genggaman tangannya  akan mengayun pada handle pintu. Nafas berat terhembus, seolah ingin mengeluarkan sejuta kekesalan yang tercekik parah. Dengan senyum kecut, ia membalik tubuh kembali menghadap pria tampan tetapi mengerikan tersebut.

“ Tolong ambilkan pulpenku yang terjatuh.” Senyum Donghae menggaris seakan menambah panas ubun-ubun Yuri. Mendengar perintah konyol, sontak mata Yuri memincing kesal. Ia berjalan pelan hingga berlutut saat meraih pulpen parker yang terkenal dengan harga selangit. Menaruh kasar hingga membuat meja Donghae sedikit berdentum.

“ Ada yang bisa dibantu lagi DIREKTUR?”

“ Tidak ada. Ghamsahamnida Nona PARK.”

Yuri berpaling pergi dengan panas dari hadapan Donghae. Mengerat kasar pada berkas-berkas di pelukannya. Jika saja pekerjaan ini tak penting, mungkin dokumen tersebut telah beralih fungsi sebagai tombak kemarahannya pada Donghae. Sedangkan Donghae, tersenyum menang setelah si sekretaris pribadinya menghilang.

            ****

Sosok wanita tinggi semampai itu, masih saja tegak memandang langit kelabu. Langit yang dengan cepat menghitam tanpa memberi cahaya kecil ketenangannya. Meneteskan buliran-buliran dingin yang sukses menghentikan langkah Yuri untuk melenyapkan diri sebentar saja dari tempat ini. Ya, menunggu sang hujan itu mereda. Menunggu deru angin kencang itu berhenti.

Oppa!” Lengkingan manja gadis cantik dengan payungnya mengalihkan perhatian Yuri. Yuri tersenyum tatkala melihat tingkah gadis itu berlari kecil hingga mengericikkan kubangan-kubangan air parkiran Hotel. Tapi, senyum Yuri sentak menghilang terganti dengan wajah datar. Sang direktur tampan telah ada tak jauh dari tempat ia berpijak bersama gadis manis berpayung hijau tadi.

Oppa kau sudah pulang kan? Aku sengaja kesini untuk menjemputmu sebelum pulang ke Seoul,” ujar Gyu ri seraya bergelayut manja pada lengan Donghae.

Ne, tapi oppa masih ada pekerjaan lain setelah ini,” ujar Donghae lembut. Pekerjaan lain? Entah itu kebohongan atau kebenaran. Satu hal yang pasti, sejak Donghae melihat punggung rapuh Yuri menunggu hujan reda, pria itu tak ingin melepaskannya meski sedetik saja. Dengan pelan ia mendekat pada Yuri yang tertunduk membisu seolah menyembunyikan guratan sedih saat melihat Donghae dengan lembut memperlakukan gadis lain.

“ Sekretaris Park. Bagaimana bisa kau pulang mendahului direkturmu?” Sontak Yuri berpaling bingung menghadap Donghae.

“ Dia sekretarismu oppa?” sambar Gyu ri tanpa memberi Yuri waktu untuk menjawab.

“ Ah! Aku lupa! Kenalkan dia sekretaris pribadiku, Park Yuri. Kau tau, dia juga sunbaeku ketika SMA. Benar-benar kebetulan yang menarik. Dia sunbae populer. Tapi sayangnya ia amnesia dan melupakan ingatan indah kejadian masa lalu.” Wajah Yuri mengeras mendengar penuturan Donghae. Wanita itu mengerat sekuat tenaga genggaman tangannya. Entahlah! Apapun yang dikatakan Donghae benar-benar menohok tajam ulu hatinya. Perasaan sakit dan bersalah itu semakin dalam merasuki hati Yuri. Hanya bisa menatap sayu wajah pria didepannya; meminta belas kasihan.

“ Benarkah? Berarti kau kerabat Donghae oppa? Ah! Senang berkenalan denganmu. Bisa aku memanggilmu Eonnie?”

Andwae agasshi saya hanya seorang karyawan biasa,” tolak Yuri halus seraya merunduk hormat pada Gyu ri.

Aniya! Kau teman Donghae oppa, berarti kau temanku juga.” Gyu ri menggenggam hangat tangan Yuri seakan telah mengenalnya jauh sebelum situasi sesak ini terjadi. Sudut mata Yuri melirik Donghae yang termangu melihat tingkah tulus Gyu ri. Dalam otak, segudang pertanyaan hampir melewati batas tampung tentang hubungan Donghae dan Gyu ri. Munafik bila wanita  itu tak merasakan hatinya panas pada dua sosok manusia sempurna didepan bola matanya.

“ Gyu ri-ya aku antar kau pulang,” sergah Donghae berlalu dari sisi dua wanita yang telah mengisi hidupnya.

Ne! Eonnie sampai jumpa lagi.” Gyu ri melampai ringan; berpamitan pada Yuri yang masih tersenyum seadanya.

Tapi, tapakan kaki Donghae berhenti. Helaan nafasnya menghembus kasar mengingat hujan yang masih belum sepenuhnya reda serta malam yang semakin larut. Ia kembali berpaling menghadap sekretaris pribadinya.

“ Park Yuri, ikutlah bersama kami.” Yuri sentak terperanjat mendengar ajakan si direktur diktator tersebut. Tidak! Sudah cukup satu hari ini, hatinya bekerja keras untuk berlari menjauhi pesona seorang Lee Donghae. Rasa takut  terperangkap dan luluh karna tatapan pria itu semakin kuat.

“ Aku tidak menerima penolakan. Cepatlah!” Bak titah raja Romawi, perintah Donghae tak bisa di tepis. Yuri hanya bisa merunduk sekaligus mengikuti langkah atasannya itu.

            ____

Eonnie, apa kau benar-benar melupakan Donghae Oppa ketika SMA?” tanya Gyu ri berpaling menghadap Yuri di kursi belakang mobil mewah tersebut. Wanita yang sedari tadi memandang dunia luar melalui kaca itu, sedikit terkejut atas pertanyaan Gyu ri.

“ Aku –”

“ Dia tidak akan mengingatku.”

“ Sayang sekali. Sebenarnya aku ingin menanyakan siapa saja yeojachingu tuan Lee ini,” kekeh Gyu ri.

Hening! Sembilu tajam menghujam tepat di jantung Yuri tanpa ampun. Ia merunduk seraya meremas tepi roknya. Donghae melirik melalui kaca mobil  perubahan wajah miris Yuri. Meskipun ia tak tau alasan di balik kebohongan Yuri tentang identitasnya, pria itu juga tak bisa melihatnya sakit karna desakan-desakan emosi tentang masa lalu mereka.

“ Aku sudah sampai! Oppa, apa kau tak ingin mampir terlebih dahulu? Besok aku akan kembali ke Seoul,” ujar Gyu ri seraya menarik manja kemeja Donghae. Donghae hanya tersenyum dan memandang rumah mewah tempat salah satu keluarga Gyu ri tinggal.

Aniya. Besok saja aku kemari ne? ”

Arraseo! Eonnie aku duluan.” Senyum Gyu ri mengembang manis pada Yuri. Gadis itu benar-benar tak peka akan keadaan sebenarnya pada mereka. Gadis polos dan tulus.

            ____

“ Direktur, saya berhenti disini,” ucap Yuri lemah tanpa menegakkan kepalanya. Ia masih bergerumul  dengan rongsokan-rongsokan cinta masa lalunya pada pria itu. Tapi, seakan menulikan telinganya Donghae masih saja melajukan mobil.

“ Aku bilang berhentilah!” teriak Yuri marah. Bongkahan emosi wanita itu terpecah. Sentak Donghae menghentikan laju mobil dan keluar dengan sedikit marah. Ia menarik lengan Yuri serta menghimpit tubuh rapuhnya.

“ Kau bilang berhenti?!  Apa kau tau berapa juta kali aku sudah berusaha untuk berhenti? Kau yang berhentilah berbohong Yoon Eun Hye! Aku letih dengan permainanmu!”

“ Lepaskan,” lirih Yuri lemah tanpa menghiraukan teriakan marah Donghae. Menghempas kasar eratan tangan pria itu. Ia berjalan terhuyung meninggalkan Donghae dengan perasaan sakit. Mungkin pria itu mengira, Yuri wanita paling jahat yang tega merobek hatinya. Tapi, tanpa diketahui orang lain wanita itu selalu saja mendekap air mata dan tak membiarkan orang lain menontonnya.

Jebal! Sekali ini saja, jelaskan. Aku mohon padamu, beri aku seteguk ketenangan. Aku bisa gila. Ini benar-benar membuatku gila!” Donghae memelas seraya meraih bahu Yuri. Pria itu tak bisa menghentikan tangannya gemetar.

Yuri membatu. Ia mengatup mata dan menghirup maksimum oksigen sekitar; mencoba menenangkan emosi. Wanita ini tak ingin matanya jebol hingga membiarkan tetesan air keramat itu menghujani wajahnya. Dengan lemah, Yuri membalik tubuhnya menghadap Donghae.

“ Ya. Semua yang kau katakan benar. Tapi, aku bukan lagi Yoon Eun Hye. Wanita itu telah terkubur di masa silam. Apa kau puas?!”

“ Maksudmu? Jangan membuat pernyataan seolah-olah kau detektif!”

“ AKU SUDAH MENIKAH!”

Praang! Tamparan keras mendepak bengis jantung Donghae. Ia terhenyak mati mendengar narasi gila wanita itu. Menikah?! Racauan gila! Tanpa komando, cairan bening matanya menetes perlahan. Sampai detik ini, Donghae masih tak ingin mempercayai hal memilukan tersebut. Sengatan tajam pada gendang telinganya seakan menulikan pria itu untuk paham.

“ Kau bohong! Kau gila noona!” Noona. Panggilan khas  pada Eun hye sebelum ikatan cinta Donghae di terima dengan manis  oleh wanita itu. Si Sunbae tercinta Lee Donghae.

“ Aku mohon bencilah padaku. Hanya itu yang bisa membuatmu bebas.”  Dengan perasaan pilu Yuri pergi meninggalkan Donghae yang gemetaran. Dalam diam ia menangis. Sakit saat dengan tangannya sendiri menusuk hati orang yang amat  cintai. Sekuat tenaga Yuri mendekap bibirnya; mengendap rongrongan tangis dan isakan.

TBC*

25 thoughts on “Angel Mom [ Part 3]

  1. ane blum baca yg ini…

  2. Wah sedh bget. FEel nya dpt bgt.
    Lanjt dung thor

  3. Hufhhh…rahasia apa yg coba d ttp eun hae?dengan siapa dia menikah..baru baca tp feelnya langsung dpt…d tunggu lnjtnnya…

  4. seru. Aku suka! Sebenarnya Park Yuri knp ? Ada rahasia apa sebenanya yg dia sembunyikan? Atau jgn2 dia dihamili seseorng jd terpaksa menikah? Park Nari itu anaknya kn? Ayo dong dlanjut! Penasarann..

  5. Ini blm ada lanjutannya ya…..?

  6. Author, lanjutin dong ceritanya. penasaran ama siapa eunhye nikah n kenapa dia ganti nama. q harap happy ending . thanks

  7. Eonni, part 4 nye blm ada ye?

  8. Aku baca dr part 1-3 . Critanya keren , smpe” aku ngebayangin adegannya , hahaha . Lanjutin lagi yah thor . Aku pnasaran banget ^^ makasih !

  9. Eonni lanjutin dong FF nya aku penasaran bangt..:)

  10. author-nim. update dong. dah lama nunggunya nie…please

  11. bagus ^_^
    kenapa ff nya ngga dilanjut??udah penasaran banget nih ..hehe

  12. Eonie kapan dilanjut?udah lama banget nih 😭
    Ditunggu

  13. sayang banget ya belum ada lanjutannya. padahal dah jatuh cinta ma ffnya 😦

Leave a comment