To the last [Part 3]

Image

Author  : Midnight Fairy

  • Fb     : weny Zumariiya
  • TW    : @wenyZumariiya

Length  : Chaptered

Genre    : Friendship, romance, Angst

Rating   : PG  – 15

Cast(s)  :

– Cho Kyuhyun

– Choi Sulli

 This Story’s original of my mine

Happy Reading !

“ Dengarkan aku. Aku berusaha mengingat, melalui gambar. Semua gambar yang kubuat adalah wajahmu.” Ia terus saja berusaha berbicara walau dengan kondisi sekarat seperti ini. Ini benar-benar Sulliku. Perlahan suaranya semakin sayu. Tidak ada suara lagi. Sunyi.

“ Sulli !! bangun! Jangan tidur dulu !”  Aku berlari semakin cepat. Ku eratkan lebih tubuhnya kepunggungku.  Rasa cemas menyergap jiwaku.

****

Rasa cemas sama sekali tidak berkurang menunggu keadaan Sulli. Bodohnya aku tidak pernah meminta penjelasan keadaannya selama ini. Dia pasti sangat menderita karna sikapku. Sulli-ya mianhae. Tubuhku bergetar ketakutan. Jika terjadi apa-apa padanya ini semua kesalahanku. Aku tidak akan pernah  memaafkan diriku sendiri. Ku rengkuh kepalaku seraya membenamkan di sela-sela lutut. Ya Tuhan aku mohon biarkan aku menebus kesalahanku padanya.

Sentuhan lembut menyadarkan aktivitasku. Wajahku mendongak menghadapnya. Tatapan sendu wanita setengah baya. Ia menyunggingkan senyum menenangkan. Aku sangat mengenal wajah ahjumma ini. Senyumnya hampir sama dengan senyum yang dimiliki Sulli. Eomma Sulli.

“Bukankah kau teman kecil Sulii dulu?”

Aku hanya menggangguk pelan. Sangat pelan. Rasanya energiku telah terkuras ketika sampai disini, menunggu Sulii yang masih terbaring di kamar rawat itu.

“ Akhirnya kalian bertemu. Sulli pasti sangat bahagia. Bertahun-tahun ia bertanya tentang siapa sosok yang selalu ia gambar.”

Mataku memincing bingung mendengar penjelasan ahjumma. Apa maksudnya? Sulli bertahun-tahun menggambar sosokku. Benarkah itu ? Jadi selama ini prasangka ku salah. Ia sama sekali tak pernah melupakkan sosokku. Hanya saja melupakan kenangan kami.

“ Dua hari ketika kau meninggalkan rumah sakit, ia collaps. Hampir 3 bulan sulli koma dan ketika sadar kenangan yang pernah dia alami hilang. Ia bahkan tak mengenalku dulu.”

Ahjumma bercerita seraya memandang langit-langit rumah sakit. Aku tau betul ia menyembunyikan air mata. Menahan cairan bening itu jatuh. Dadaku sesak mendapati kenyataan pahit ini. Tak pernah terfikir olehku seseorang bisa setegar ini. Lebih kokoh dari pada akar beringin.  Aku bahkan lebih rapuh dari mereka. Yah, inilah orang tua. Orang tua adalah orang yang paling tersakiti jika buah hatinya sakit.

“ Bisakah kau lindungi Sulli? Aku percaya padamu.” Ia menggenggam lembut tanganku.  Ahjumma memohon padaku untuk melindungi Sulli.  Bisakah aku. Bukankah selama ini aku yang menyakitinya. Aku takut ia terluka karna sikapku.

Fikiranku terbagi. Satu sisi ketakutan jika sikapku yang jelek ini berdampak buruk bahkan bisa lebih menyakitinya. Dan disisi lain, hatiku benar-benar ingin melindunginya. Baik. Akan ku ubah sifat ini demi dia. Demi sahabatku satu-satunya. Demi orang-orang yang percaya padaku.

“ Nde ajhumma. Aku berjanji” Kali ini senyum tulus ku hadiahkan pada ahjumma. Pertama kali dalam hidup, orang lain percaya padaku.

****

“ Sulli-ya cepatlah sadar aku berjanji tidak akan bersikap dingin lagi.” Ku genggam hangat telapak tangan pucatnya. Melihatnya terbaring lemas seperti ini, perasaan bersalahku muncul.

“Janji ??!”

Suara itu ! dia sadar. Dia benar-benar berbicara. Ya Tuhan terima kasih. Tapi bukankah dia tidak sadarkan diri dari kemarin. Aku rasa ada yang aneh. Jika dia baru sadar kenapa selancar itu berbicara.

Mataku memincing mendekat ke arahnya. Dia membuka matanya seraya tersenyum merekah. Sial. Dia mempermainkanku.

“ Yak ! kau putri tidur !” Oktaf suaraku sedikit meninggi melihat wajahnya berubah cerah seketika. Aigoo, apa dia tidak tau seberapa cemasnya aku hingga ingin mati.

“ Haaahaahaaaha”

Ia hanya tertawa renyah melihat ekspresi tak karuanku. Tawa dan senyumnya itulah yang membuatku sejak dulu, tak bisa melupakan sahabat kecilku ini. Jika saja  bisa melihatnya terus seperti ini, aku rela menjadi anak baik mulai sekarang.

“ Sejak kapan kau sadar ” ku palingkan wajah ke arah luar menahan malu yang terlanjur nampak. Pertanyaanku menghentikan tawa bodohnya.

“ Pagi tadi, ” ucapnya seraya berusaha menegakkan tubuhnya. Yah, aku tau betul anak ini. Dia bosan jika terus menerus di sekap di kamar rawat. Tanganku menggapai lengannya berusaha menstabilkan rangka tubuhnya.

“ Kyu aku ingat kau.” Lagi-lagi ia berkata itu, berusaha meyakinkan aku. Sesekali ia tersenyum melihat tingkahku yang sangat hati-hati membantu setiap gerak-garik tubuhnya.

“ Aku tau. Mana mungkin orang begitu saja melupakan wajah tampanku.”

“ Aiisss ! kau sama sekali tidak berubah. Kau itu bukan anak 9 tahun lagi”

“ Mwoo !! apa kau ingat semua nya ?!” Aku tersentak kaget. Bukankah dia melupakan semua kenangan itu ?

“ Sudah ku bilang aku ingat kau paboo ! Semalam aku bermimpi indah. Dalam mimpiku kau muncul dengan tubuh yang sedikit mini dari pada ini.” Suaranya terkekeh lucu. Aku akui perubahan tubuhku sangat drastis mengingat 8 tahun terakhir.

“ Jadi kau benar-benar ingat semua ?!”

Hanya anggukan kecil dan senyuman indah yang ia balas. Suara pekikan girangku terlontar nyaring. Benar-benar bahagia. Temanku sudah kembali.

“ Kalau begitu peluk aku.” ucapnya seraya membentangkan tangan. Aigoo, gadis ini bagaimanapun aku laki-laki meskipun belum dewasa.

“ Shireo ! kau belum mandi sejak kemarin.” Ku tinggalkan ia dibelakang yang masih mematung. Terdengar jelas suara mengerutu lucu gadis itu.

– one years later 

 

–          Persahabatan yang selalu terbingkai canda. Saling merangkul, saling melindungi serta saling percaya. Tapi mungkinkah kata persahabatan itu tak kan tergores tinta cinta.

 

“ Putri lelet kajja ! kita bisa terlambat acara perpisahan.” Kyuhyun terus memekik tak sabaran menunggu wanita dengan status sahabatnya ini menampakan diri. Kakinya menghentak kasar rerumputan hijau halaman rumah. Runtukan terus terlontar dari bibir tipisnya. Sesekali ia merapikan tuxedo yang terbalut rapi di tubuhnya. Seakan tak nyaman akan benda tersebut. Kyuhyun memang bukan tipikal namja yang menyukai tampilan resmi. Ia lebih nyaman dengan dandanan ala kadarnya. Jika saja bukan karna Sulli yang merengek dan memohon untuk acara ini mungkin sekarang ia sedang duduk manis menatap layar laptop, menarikan jari-jari mengalahkan musuh bebuyutan gamenya.

Akhirnya yeoja cantik berbalut dress merah muda lembut itu pun menampakan diri. Melenggang santai dengan sedikit sikap feminim yang dibuat-buat. Mata kyuhyun membulat mendapati penampilan Sulli hari ini. Polesan make-up serta busana yang menampakan kaki jenjangnya.

“ Heii apa kau tak terlalu berlebihan ! ” Kesabaran Kyuhyun semakin terkikis. Bukan karna kesal menunggu lama, tapi terlalu shock  menatap Sulli yang benar-benar berubah layaknya putri.

“ Sudahlah tutup mulutmu itu, aku sudah sangat lama mempersiapkan dandanan ini.”

“ Yaaak ! Apa itu masalahku. Ganti bajumu aku tidak suka.”

Kyuhyun memalingkan wajahnya. Mengatur emosi yang entah darimana asalnya. Jantungnya berdegup tak seperti biasanya. Bahkan meskipun ia memalingkan wajah dan tak melihat Sulli, bayangan sulli yang berdiri cantik menggunakan busana tersebut masih terngiang-ngiang jelas. Seakan-akan berusaha menggelitik matanya untuk terus menatap wanita itu. Wanita yang berubah menjadi bidadari dunia nyata.

“ Kyuhyun-ah, ayo lah” Sulli memohon. Ia terus mengusap-usap telapak tangannya. Siapa yang bisa tahan dengan wajah menggemaskan itu. Dalam hati kyu bahkan ingin mencubit gemas pipi merahnya. Tapi Kyuhyun malam ini berbeda, ia benar-benar tidak ingin Sulli menggunakan busana itu.  Wajah dinginnya tiba-tiba kembali.

“ Baik, aku akan pergi sendiri.”

Ekspresi Kyuhyun berubah 180 derajat. 10 menit ia masih membiarkan Sulli menjauh pergi. Dalam kepalanya terfikir kejadian macam-macam yang akan menimpa wanita itu. Dengan pakaian yang tak biasa ia pergi seorang diri. Siapa namja yang tak tergoda. Lagi pula dia sekarang bukan anak SMA lagi. Ya, Kyuhyun memang berubah menjadi sosok over protectif pada Sulli. Masih jelas dalam ingatan saat Kyuhyun yang marah besar pada teman wanita sekolahnya. Temannya menggunjingkan Sulli karna tidak memiliki ayah sejak lahir. Sulli bahkan menangis saat mendengar celotehan teman-temannya. Kyuhyun menarik paksa  wanita itu untuk berlutut memohon maaf. Sedikit saja Sulli terluka, orang yang paling menyesal adalah kyuhyun. Berlebihan. Sangat berlebihan. Tapi itulah bentuk rasa sayang yang teramat besar untuk sahabatnya ini.

Bola matanya berputar berfikir. Dan sekarang ia menyerah. Tidak ada yang bisa ditolak jika Sulli telah memohon. Kyuhyun memang sosok namja pembangkang tapi tidak terhadap Sulli. Hatinya selalu luluh jika gadis itu meminta. Kyuhyun melangkah malas menuju mobil sport hitam yang terparkir manis di area rumah sulli. Mengejar sahabat nya itu sebelum terlampau jauh.

Terlihat Sulli sudah melangkah menjauh ke arah jalan raya untuk menghentikan taksi. Tubuh putihnya mendecak kagum siapa saja yang melihat. Tapi belum ia menemukan taksi, seorang namja mabuk mendekatinya. Melihat seksama dari ujung rambut hingga ujung kaki. Matanya menatap nafsu tubuh gadis itu. Seketika Sulli mundur teratur. Jarinya meremas tepi busana yang dipakai. Ketakutan teramat menyelimuti. Laki-laki mabuk itu semakin mendekat dengan senyum yang tak bisa di artikan.

“ Mau apa kau ?!” Getaran suaranya terdengar jelas.

“ Berhenti atau aku akan berteriak !”

BUG !

Dengan bengis Kyuhyun menghantam wajah namja itu. Matanya menyala marah. Sedikit saja ia terlambat entah apa yang terjadi pada Sulli. Kyuhyun benar-benar tidak akan memaafkan dirinya sendiri jika hal semacam itu terjadi.

“ Brengsek.” Kata-kata kasar Kyuhyun lontarkan. Kata-kata itu bahkan tak bisa meredakan kemarahannya. Ia menarik paksa lengan Sulli yang gemetar ketakutan. Memasukan gadis itu ke tempat yang  paling aman. Mobil.

“ Sudah aku bilang jangan pakai !”  Teriakan frustasi Kyuhyun semakin membuat Sulli ketakutan. Tubuhnya bergetar. Ia menunduk menahan isakan. Air bening itu sukses mengalir deras dari pelupuk mata. Ia bukan tidak merasa bersalah karna tak mendengarkan perkataan Kyuhyun. Hanya saja shock yang menyergap jiwanya masih berbekas jelas. Sekarang ia hanya butuh pelukan hangat menenangkan.

Kyuhyun mengerti hal itu. Ia menarik nafas berat berusaha meredakan emosi yang terlanjur lepas. Meraih serta merangkul tubuh Sulli yang masih dengan posisi ketakutan.

“ Mianhae Sulli-ya. Uljima,” ucap Kyuhyun seraya menepuk lembut punggung Sulli. Sikap-sikap Kyuhyun terhadap Sulli benar-benar sulit di artikan. Ia selalu datang saat Sulli kesulitan seperti sahabat. Melindungi seperti kakak. Mencela seperti musuh. Merangkul seperti ayah. Menenangkan seperti ibu. Hal-hal yang tak pernah Sulli dapatkan dari namja lain.

“ Lain kali jangan pergi saat tidak bersamaku”

Balasan anggukan yang didapat. Lidah Sulli masih kelu berucap.

“ Apa kita pulang saja?”

“ Anni ! ini acara terakhir sebelum melepas masa SMA.” Wajah Sulli lagi-lagi tertunduk. Ia sangat mengharapkan tampil di pesta perpisahan SMA nya. Bagi anak sekolah acara itu lebih penting dari sebuah ponsel. Sebagai ikrar telah beranjak dewasa.

“ Arraseo. ” senyum kecil Kyuhyun memecahkan kepekatan suasana.

****

Decitan roda  mobil kyuhyun berhenti di area sekolah yang masih ramai akan siswa berlalu lalang mengenakan stelan rapi. Mereka berlomba-lomba menjadi sosok paling cantik dan tampan. Memberikan penampilan terbaik sebelum lepas dari kata siswa sekolah.

“ Pakai ini.” jas yang dipakai Kyuhyun beralih pada tubuh mungil Sulli. Menyelimuti lekukan-lekukan tubuh indah itu. Sulli hanya terdiam pasrah. Ia mengerti betul sikap keras kyuhyun. Apalagi belum setengah jam kemarahan sahabatnya itu mereda.

Dalam hati, Sulli mengutuk dirinya sendiri yang tak bisa berpenampilan bak putri sekarang. Terhalang balutan jas yang mengguntai setengah tubuhnya. Kesal. Jika saja peristiwa tadi tidak terjadi pastilah sekarang ia menjadi putri disini. Di nobatkan menjadi wanita tercantik di pesta perpisahan sekolah.

“ Sulli-ya !” seseorang teman memekikan namanya.

“ Yoona. Apa tak bisa kau mengecilkan sedikit volume suaramu itu. Ini bukan hutan.” Sulli meruntuk malu mendengar teriakan yoona yang mengalihkan perhatian orang-orang ke arah mereka.

Yoona hanya terkekeh kecil tak bersalah mendengar interupsi sulli. Baginya ocehan itu bagaikan kicauan indah burung-burung. Mata yoona teralih pada sosok namja tampan tanpa memakai jas nya. Namja itu terlihat menatap setiap sudut pesta. Mencari tempat sunyi yang bisa menenangkan. Rasa penasaran yoona semakin menyeruak saat melihat jas kyuhyun beralih fungsi sebagai pelindung tubuh sulli. Seberapa dekatkah mereka. Apakah benar hanya sahabat. Pertanyaan hampir sama di benak semua orang.

“ Sulli-ya apa benar kalian tak ada hubungan lebih selain persahabatan yang di agung-agungkan itu?”

“ Mwo! Heii apa maksudmu?”

“ Cinta ! cinta paboo”

Kepala Kyuhyun tersentak langsung teralih ke arah yoona. Cinta ? apa itu cinta. Kata-kata yang bahkan Kyuhyun sendiri tidak mengerti. Ia hanya tau cara menjaga dan melindungi wanita yang menurutnya sangat istimewa. Memegang janji pada dirinya sendiri dan eomma Sulli untuk melindungi gadis itu.Tujuh belas tahun ia hidup, tidak pernah sama sekali mendekati wanita lain apalagi menyatakan cinta . Hanya Sulli dan untuk Sulli.  Perasaan tulus tanpa mengenal kata ‘cinta’.

“ Aigoo ! jangan sembarangan aku dan Kyuhyun adalah sahabat. Mana mungkin kami bisa berkencan itu bisa mengotori persahabatan kami.” Ucapan Sulli terdengar merdu. Merdu untuk teman-temannya tapi tidak untuk Kyuhyun.

Seperti tamparan keras tepat di pipi kyuhyun. Mulutnya membisu. Tubunya tercekat. Benar, mereka adalah sahabat. Tapi kenapa terasa sakit saat kata-kata itu terucap bebas dari bibir Sulli. Hatinya seakan tak terima akan pernyataan itu.

Ia putuskan menjauh dari gadis-gadis itu. Mencari tempat tersudut. Fikirnya dengan pergi, perasaan aneh itu juga pergi.

“ Kyu.” Seseorang menepuk lembut pundaknya. Namja tampan dengan senyuman khas membawa dua gelas minuman. Melihat sikapnya mungkin sejak tadi namja ini sudah melihat kyuhyun yang hanya diam di sudut tempat.

“ Aahh ne gomawo”

“ Hmm Sungmin apa kau mengerti bagaimana cinta itu?” Dengan santai Kyuhyun bertanya sesekali meresap minuman ditangannya. Ia memang sudah sedikit terbuka pada Sungmin. Teman kedua yang dimiliki. Sosok Sungmin yang hangat dan selalu sabar menghadapi sikap dingin Kyuhyun.

“ Maksudmu ??!” Sungmin sedikit terkejut mendengar penuturan polos kyuhyun. Tidak percaya jika namja didepannya ini berbicara tentang cinta.

“ Jangan banyak bertanya jawab saja.”

“ Klise. Cinta itu saat jantungmu berdebar kencang disisinya. Di matamu hanya dia yang terindah . Melindunginya seakan besok adalah hari terakhir. Menyayangi melebihi dirimu sendiri. Merasakan sakit jika ia terluka. Dan ketika ia pergi, kau tak akan rela. Jadi jika kau merasakan itu artinya kau mencintainya.”

Otak Kyuhyun mencerna setiap perkataan sungmin. Matanya menatap kosong wajah sungmin yang terukir senyuman. Semua hal yang terucap tidak ada satupun yang tak pernah ia lakukan untuk sulli. Apakah artinya ia mencintai sulli. Mencintai orang yang menyandang sahabat sejak kecil. Pandangan kyuhyun teralih pada sulli yang masih berceloteh riang bersama teman-temannya. Bahkan dengan jarak kurang dari ratusan meret, matanya tetap setia menjaga wanita itu.

SKIP-

“ Kyu karna kita sudah lulus ayo kita liburan” ucap Sulli riang.

“ Anniyo, aku malas”

“ Jebal, kau tau sendiri aku benar-benar bosan setiap bulan bahkan kurang dari sebulan aku harus ke rumah sakit jelek itu, menerima pengobatan menyakitkan.” Wajahnya tertunduk lemas mengatakan hal itu.

“ Baik baik kita mau kemana eoh ?” Menyerah. Laki-laki ini selalu menyerah, angkat tangan jika wajah Sulli berubah sendu.

“ JEJU !”

“ Jeju ?! apa kau mau bulan madu eoh”

Pletaakk. Tangan Sulli mengapai kepala Kyuhyun. Ringisan kecil keluar di sela-sela geraham kyuhyun. Ia sangat menyukai ketika menggoda wanita ini. Wanita yang bisa berubah menjadi evil jahat.

“ Bulan madu kepalamu ! siapa yang menikah. Aiissh dasar namja pabo. Ahh ajak sungmin juga. Dia pasti suka itu.”

“ Terserah kau saja.”

 

`TBC`

One thought on “To the last [Part 3]

  1. Kyu klo suka ungkapin doooong….

Leave a comment