To the last [Part 2]

Author  : Midnight Fairy

  • Fb     : weny Zumariiya
  • TW    : @wenyZumariiya

Length  : Chaptered

Genre    : Friendship, romance, Agst

Rating   : PG  – 15

Cast(s)  :

– Cho Kyuhyun

– Choi Sulli

 

 Image

Delapan tahun sudah berlalu dan sekarang umurku sudah beranjak 17 tahun. Aku sekeluarga harus pindah rumah kekawasan Gangnam karna bisnis appa sukses. Sebenarnya aku tidak mau, aku takut jika suatu saat teman kecilku itu akan kembali lagi. Ya, hingga sekarang masih mencarinya.

“ Anak-anak kita kedatangan teman baru.”

“ Kajja perkenalkan namamu.”

Annyeong haseo ! naneun Cho Kyuhyun imnida.” Kuperkenalkan diri dengan sedikit malas ke arah teman-teman baruku. Teman-teman? Sepertinya hanya mimpi. Melihat raut-raut muka mereka yang acuh aku bahkan tidak berharap jadi teman mereka.

Uppps. Kecuali para wanita yang terpesona ketampananku.

Mataku sedikit memincing ke arah sosok gadis yang sedang asik menggambar. Dahiku berkerut untuk memperjelas penglihatan yang baru ku temukan.

“Sulli,” ucapku tanpa suara.

Benarkah itu dia ? kulangkahkan kaki sedikit mendekat kearah gadis itu. BENAR !! memang perubahan tubuhnya sangat drastis tapi aku masih mengenal wajah itu. Akhirnya aku bertemu denganmu !!

“ SULLI-YA.” Suaraku memekik mengejutkan gadis yang sedang asik menggambar ini.

Iris matanya menyempit memandang wajahku. Satu dua tiga detik akalnya mulai beraksi.

“ Yaaakk !! kau !!! siapa?”

MWO !! ia bertanya aku siapa ?

Dasar gadis tengik dia melupakan aku.

Sedangkan aku sedikitpun tidak pernah melupakannya dalam 8 tahun ini.

Ahhh. Aku bisa gila.

“ Kau lupa?!” Shock, ku tunjuk wajahku sendiri untuk lebih memastikan. Dia hanya mengangguk pelan. Urat-urat sarafku nyaris keluar karna kesal. Hingga songsaenim menghentikan aktivitas kami.

“ Cho Kyuhyun silakan duduk di meja ke dua sebelah Sungmin.”

Kuhentakkan tubuhku dikursi yang telah di atur songsaenim. Kesal ? jangan tanya. Bagaimana tidak, aku  Cho Kyuhyun yang dipuja banyak wanita dilupakan oleh seorang wanita yang selama ini aku anggap satu-satunya temanku. Orang yang tidak bisa kulupakan. Ahh, ini benar-benar menyesakkan.

Annyeong sungmin imnida.

Sudut mataku melirik sesosok namja dengan wajah teduh menyapaku. Hanya ungkapan “ hemm,” yang kuberikan. Entah dia merasa tersinggung atau terhina dengan sikapku. Moodku kali ini terlajur jelek. Tapi air mukanya hanya tersenyum menanggapi sikap bengisku.

– break time

“ Kyuhyun-ssi.” Sulli mendekat dengan takut-takut seolah aku akan mencabik-cabiknya. Kulirik sekilas wajahnya. Tidak ada sepatah kata yang bisa kubalas. Semakin dekat wajahnya, aku  semakin yakin jika itu benar Sulli. Tapi entah kenapa dia tidak ingat ? atau dia hanya mempermainkanku.

Belum sempat Sulli meneruskan perkataannya, seorang namja yang entah dari planet mana merangkaul pundak wanita ini.

“ Sulli-ya kau sedang apa disini ?”

Rasa gerah mengahampiriku melihat mereka. Aku tidak mengerti kenapa tapi melihat laki-laki dengan kadar wajah yang jauh dibawahku merangkul pundak Sulli menambah emosiku meledak. Ku masukkan tanganku ke saku celana menahan emosi, kalau-kalau tinju ini melayang kearahnya. Pilihanku hanya pergi dari sini.

“Kau mau kemana Kyuhyun-ssi ? Aku belum selesai,” cegat Sulli seraya menarik lenganku. Ku hempaskan kasar tangan lunglai wanita ini. Tidak ada niatan sama sekali menggubris ocehannya. Hatiku sudah terlanjur beku. Derap kakiku semakin menjauh tanpa memperdulikan pekikan Sulli yang meminta berhenti.

——–

“ Kau mau makan ini?” Sungmin mencoba berbasa-basi denganku. Sepertinya hanya dia yang ramah disekolah ini. Sayangnya egoisme ku tidak berniat membalas keramahannya.

“ Hmm, Kyuhyun-ssi apa benar kau pernah mengenal Sulli. Ketika kau pertama kali datang kau terkejut dan langsung memanggilnya antusias, ” ucapnya panjang lebar tanpa memandangku.

Pertanyaannya sedikit membuatku melirik kearahnya. Apa aku harus bercerita padanya ?

Masa bodoh. Aku tidak perduli lagi dengan Sulli. Toh dia juga sudah melupakan aku. Bodohnya aku selama ini selalu menunggu dan berharap teman masa kecilku.

“ Apa itu penting untukmu,” jawabku dingin. Aku memang begini. Dingin, acuh, disrespectful dan kelakuan jelek lainnya. Itulah yang biasa orang katakan dibelakangku. Ia terkekeh mendengar jawaban singkat yang ku lontarkan.

“ Sulli itu sama sepertimu, murid pindahan.” Kali ini kepalaku berputar sempurna menghadap Sungmin.

“ Jadi dia juga murid pindahan? Sejak kapan ?”

“ Mungkin kira-kira pertengahan tahun ajaran kelas 10.”

Fikiranku memberontak. Terlalu banyak pertanyaan di otakku yang tak bisa dijawab keadaan. Ingin sekali ku biarkan tubuhku bergerak dengan sendirinya mengahadap Sulli dan mendapatkan kesimpulan dari semua ini. Tapi tiap kali  melihatnya tidak mengenaliku dan melupakan kenangan indah 8 tahun dulu, itu sangat menyakiti harga diriku. Delapan tahun tanpa henti menunggunya berharap bertemu kembali dengan satu-satunya teman yang bisa di percaya dan membuatku bahagia. Ku benamkan wajahku frustasi tanpa perduli pandangan aneh sungmin pada ekspresi kosongku.

____

“Kyuhyun-ssi berhenti ! Sampai kapan kau bersikap dingin padaku ! Aku hanya ingin bertanya,” ucap Sulli memohon seraya menarik paksa lenganku walaupun dengan tenaga minimnya.

Mwo ?” ku jawab singkat seraya menatap lekat bola matanya.

“ Apa benar kita pernah saling mengenal ?! Tolong ceritakan padaku.”

“ Anggap aku salah orang. Aku sudah tidak peduli” jawabku seraya melangkah menjauhi sulli yang tertegun mendengar kata-kata singkat nan tajam.

Apa kali ini sikapku salah?

Entah setan apa yang hadir di hatiku. Setiap kali menatap manik-manik bola matanya fikiranku melayang pada sikap manis dan lucu Sulli 8 tahun lalu. Tapi seketika itu juga, aku harus menerima kenyataan pahit bahwa Sulli melupakan semua kenangan itu. Haruskah aku tetap bersikap manis padanya. Sementara fikiranku masih bergerumul tentang sikap apa yang harus aku berikan pada Sulli, langkahku secara tidak sadar menuju kesudut kelas yang masih asing. Tubuhku secara alami berbalik menuju kelas. Tapi kemudian terhenti karena telingaku menangkap sayup-sayup seseorang menyebut nama Sulli.

“ Ha ha ha kau tau aku kan? Sulli bukan apa-apanya. Gadis picik seperti dia bisa aku dapatkan dengan mudah. Kau tau kemarin aku menciumnya di belakang sekolah.”

Tanganku mengepal keras. Ubun-ubunku sudah panas mendengar ocehan namja sialan itu. Kilatan-kilatan api terlihat jelas dimataku.

Brangg-

Ku banting anarkis pintu yang menghalangi. Semua mata melihat kaget kearahku. Namja itu yang kemarin merangkul pundak Sulli. Mulut busuknya benar-benar memuakkan.

“ Tarik kembali ucapamu tentang Sulli.”

“ Hah ! kau siapa eoh?” ia beranjak mendekatiku. Ya benar. Aku tidak perlu repot-repot mendekatinya.

“ Tarik kembali kataku !! atau ku jahit mulut kotormu itu !” kebegisan ku bangun dari tidur panjangnya.

“ Kau lucu. Kau siapa ? Bahkan Sulli sma sekali tidak mengenalmu.”

BUG BUG.

Ku hentakkan tinjuku tepat di wajahnya. Dia memang tidak mengenalku tapi tidak akan kubiarkan orang lain apalagi manusia sampah seperti namja ini menghina Sulli. Seketika sekeliling kami ramai sorakan-sorakan mendukung dan meminta berhenti. Terserah. Aku tak peduli. Yang jelas manusia ini tak akan lepas dari tanganku.

“ Kyu berhenti !” Sungmin mencengkram lenganku berusaha memisahkan kami. Ku usap darah segar yang mengalir di sudut bibir dengan tepi telapak tangan. Rasanya belum puas hasrat marahku. Tapi pihak sekolah sudah menghentikan kami.

****

Ku putuskan menenangkan diri di taman belakang sekolah sepulang sekolah. Ku sandarkan sempurna punggungku di batang pohon kokoh yang dipenuhi rimbunan daun hijaunya. Berharap luka dan lecetan di wajah ini cepat pulih.

“ Kyu ! Gwenchanayo ? aku dengar kau berkelahi karna aku,” tanya Sulli cemas dengan nafas tersengal-sengal.

“ Jangan bodoh untuk apa aku berkelahi demi kau.” Tubuhku berniat meninggalkannya kembali.

“ Jebal. Sekali ini saja.” Wajahnya memohon lirih padaku.

“ Aku tau kita pernah saling kenal. Mungkin aku lupa semua tapi hatiku masih mengingat namamu.”

Apa maksud yeoja ini. Ahh, tak ku gubris perkataannya. Ku balik tubuh meninggalkannya. Baru lima langkah ku tapak tanah berumput ini, terdengar ringisan sakit yeoja. Sulli ?

Kepalaku langsung menoleh ke belakang. Terlihat tubuhnya berlutut menahan sakit pada bagian perutnya. Wajahnya pucat pasi.

“Sulli !!”

“ Bertahanlah !” ku bawa tubuh lemasnya di punggungku. Hembusan hangat nafasnya sangat terasa. Aku berlari secepat yang ku bisa dengan tetap menjaga keseimbangan tubuh Sulli.

“ Kyu ! aku ingat kau,” ucapnya lirih.

“ Diamlah kita hampir sampai.”

“ Dengarkan aku. Aku berusaha mengingat. Semua gambar yang kubuat adalah wajahmu.” Ia terus saja berusaha berbicara walau dengan kondisi sekarat seperti ini. Ini benar-benar Sulli ku. Perlahan suaranya semakin sayu. Tidak ada suara lagi. Sunyi.

“Sulli !! bangun! Jangan tidur dulu !”  Aku berlari semakin cepat. Ku eratkan lebih tubuhnya kepunggungku.  Rasa cemas menyergap jiwaku.

 

`TBC`

One thought on “To the last [Part 2]

  1. Apakah Sulli amnesia….?

Leave a comment