GOD! Make Her to be Mine

Image

Tittle     : GOD! Make her to be mine 

Author  : Midnight Fairy

Length  : Oneshoot

Genre    : Romance, Angst

Rating   : General

Cast(s)  :

  • Kim Heechul
  • Lee Sun Ae

Happy Reading !

 

  Ketika hati memilih siapa tuan nya, tak ada yang bisa mengekang

Tapi, apakah salah jika hati itu terlampau rakus menginginkan cinta ini?

Aku. . aku bahkan rela menangkupkan kepala menerima nista dunia, menelan dosa hujatan pahit  langit..

Namun tidak tentangmu..

Membiarkan kau menenggak racun ludah orang lain, sama hal nya memotong nadiku sendiri

Salahku yang tak punya daya, lemah pada Takdir, lemah pada suratan kata ‘sedarah’-

****

             Arakan awan berjalan lamban membentuk gumpalan benda padat saka payung langit. Perlahan perjalanan sang uap padat itu, berdalih warna menjadi kelabu. Meneteskan cairan – cairan ampuh yang tak kan terhitung meski ribuan tahun. Deru angin semakin mengempiskan rongga dada,berusaha menghirup dalam-dalam  udara segar hasil pernapasan paru-paru bumi. Ya, aroma hijau nikmat yang memikat indra pencium itu, mencoba melahap habis hingga berhenti pada silindris-silindris rendah alveolus.

Sorakan dentang jarum jam semakin membuat suasana kelam itu tercekam. Hening kini memboikot perasaan gadis cantik yang tertunduk tanpa gairah. Lee Sun Ae. Gadis ceria yang berubah menjadi sosok mati rasa, sejak sang malaikat cinta memanah hati nya pada orang yang salah. Orang yang tak harus menerima perasaan tulus gadis yang baru mengenal cinta. Bukan cinta yang salah, tapi manusia yang tak tau diri bagaimana menempatkan perasaan pada posisinya.

Sun Ae terus saja meremas tepi short dress purple yang menaut indah pada tubuhnya. Jari-jari bahkan gigi putih gadis itu mengeratak bergetar ketakutan. Ketakutan yang teramat parah hingga menohok ulu hati. Takut akan di tinggalkan. Geraian rambut indah hampir menutupi seluruh permukaan raut cantik yang berubah pucat bak mayat hidup. Koper hitam berdiri tegak  disisinya seakan menjadi saksi kesakitan derita. Salahkah ia mencinta? Dosakah ia tergila-gila pada sosok itu ? Nistakah jika cinta itu harus jatuh pada Paman nya sendiri? Meski batin nya sendiri mengumpat keras, ia hanya menulikan kedua telinga berubah menjadi sang bisu yang tak mendengar.

Lee Sun Ae. Gadis 19 tahun yang hanya tau jika ia mencintai, tergila-gila dan rela menyerahkan harga diri hanya untuk pria yang sejak dulu telah mengenal dirinya bahkan sejak dikandung sang bunda.  Kim Heechul, paman yang menjadi sosok kakak dan sahabat melebihi kedekatan pada ibu nya sendiri. Dan kedekatan itu berubah menjadi petaka bagi keluarga mereka. Anak kecil yang tumbuh menjadi gadis penuh pesona, kini menyadari kecintaan pada pamannya. Bagaimana dengan Heechul? Ya, beribu-ribu kata dan tindakan munafik untuk menolak gadis itu, tapi hati lebih cerdas melebihi Einsten. Dalam perasaan terdalam pria berparas cantik ini juga tergila-gila dan  rela terjerumus ke lubang neraka hanya karna hatinya memilih Sun Ae, keponakan yang sejak bayi terlelap dalam dekapannya. Menekan, membunuh dan mematikan hati untuk melindungi gadis itu dari sumpah serapah dunia, itu pilihan Heechul. Tidak apa-apa jika menjadi manusia termunafik di dunia.

 

“ Minumlah.. setelah itu bersihkan dirimu. Akan ku antar kau pulang.” Heechul memecah keheningan ruang. Ia duduk di depan Sun Ae yang masih bergelut dengan emosi karna telah memutuskan pergi dari rumah. Menentang orang tua dan memilih Heechul sebagai tujuan utama.

Anniya,” ujar Sun Ae parau. Suaranya serak akibat tangisan yang terus membanjiri hidupnya sejak sadar telah mencintai paman, adik kandung ibu nya sendiri. Dan selama itu tak pernah sedetikpun dunia memihak. Yang terjadi, semua anggota keluarga menentang keras tindakan bodoh gadis ini. Bahkan ibunya ‘membuang’ anak gadisnya ke luar negri guna menjauhkan mereka. Tapi percuma, Sun Ae tetap kembali pada posisinya, sisi Heechul.

Heechul mendesah berat menenangkan luapan emosi. Ia benar-benar takut jiwa nya kalap dan membawa Sun Ae pada kubangan neraka hanya karna cerita roman picisan yang tak kunjung berakhir.

“ Kita hentikan Sun Ae. Aku lelah terus menerus seperti ini. Aku benar-benar muak dengan tindakanmu.” Lontaran keras Heechul kali ini sukses menegakkan kepala Sun Ae. Demi Tuhan, ungkapan sampah itu telah menohok jantung Sun Ae tanpa ampun. Tetesan air mata itu kembali menggenang basah di kelopak matanya.

Ani Oppa.. Andwae,” lirih Sun Ae memelas pilu meminta kekuatan.

“ Aku bukan Oppa mu Lee Sun Ae ! berapa ratus kali harus diucapkan? Aku Samchon mu !” Teriak Heechul frustasi. Berkali-kali ia mengutuk diri sendiri karna membiarkan gadis itu terlalu dekat dan memberi tempat pada hatinya. Oppa? Mungkin dulu, saat anak itu masih mempelajari bagaimana cara merangkak, berjalan bahkan mengancingkan bajunya, ia mengerti panggilan-panggilan itu. Toh, batasan usia mereka hanya terpaut 11 tahun. Lagipula siapa yang mengira jika pria tampan, berkulit putih susu ini berkepala 3?

“ Pulanglah. Aku sudah menghubungi Noona dan Hyung untuk menjemputmu,” ucap Heechul seraya beranjak pergi menjauh dari tempat mereka duduk.

PRANG!

Suara pecahan gelas sentak menghentikan langkah Heechul. Ia berpaling kebelakang. Tampak sosok Sun Ae tengah berdiri dengan nafas memburu marah. Air mata gadis itu tak henti membanjiri deras pipinya. Heechul hanya bisa menatap pilu tanpa daya serta terus berusaha mendorong masuk cairan air asin mata,  jangan sampai jebol. Jangan sampai membuat gadis yang sangat di cintainya ini tau perasaan yang terkubur dalam selama ini, sehingga bisa menerobos tenggelam masuk ke palung hatinya dan tak akan bisa lagi pergi. Tidak! Masa depan Sun Ae lebih berharga dibanding perasaannya.

Ani ! terserah kau Samchon atau Appa ku ! Lagipula Aku hanya anak HARAM!” pekik Sun Ae lantang. Ia berusaha menantang dunia. Tak pelak, Heechul tercekat mendengar penuturan Sun Ae tentang rahasia keluarga mereka. Ya, Sun Ae bukanlah anak biologis dari Ayahnya sekarang. Ia seorang anak malang yang di sia-sia kan laki-laki bejat yang tega meninggalkan ibunya.

“ Jaga bicaramu Lee Sun Ae! Jangan pernah mengatakan hal kotor itu di depan Rin A Noona!”

Samchon Saranghae, jeongmal saranghae. Tidak bisakah sekali saja Samchon melihatku? Aku bisa gila jika terus seperti ini. Samchon juga mencintaiku kan?” sergah Sun Ae tanpa mengindahkan peringatan Heechul. Tubuh Sun Ae bergetar ketakutan. Seluet bayangan- bayangan masa depan tentang ia dan Heechul yang tak akan pernah bersama berputar jelas. Ia takut, benar-benar takut.

Ae-ya…,” desah Heechul memandang sendu mata kecoklatan keponakannya. Jantung pria itu semakin bergelut hebat dengan tusukan-tusukan. Menusuk tanpa belas kasih.

Sun Ae mendekat lemah pada Heechul. Perlahan tangan rapuh Sun Ae melingkar pada pinggang pria yang memiliki postur tinggi lebih diatasnya. Mendekap lemah seraya melepaskan semua emosi yang terlampau memuncah karena pertentangan-pertentangan hubungan mereka. Heechul membeku, hanya mematung dengan ekspressi teramat miris. Tak ada sambutan ataupun balasan. Ia menengadahkan wajah seraya menggigit keras tepi bawah bibir menahan rongrongan keras isakan. Demi apapun, cinta ini menyesakkan! Tidak bisakah merubah dirinya sebagai anak pungut tanpa ada pertalian darah dengan gadis di dekapannya ini?

“ Aku tau Samchon juga mencintaku..” isak Sung Ae gemetaran. Ia terus memeluk tubuh hangat Heechul. Memohon bisa selamanya seperti ini.

TES!  

Kelopak mata Heechul kini benar-benar tak bisa menahan lebih lama cairan deras air asin itu. Dalam diam ia menangis, dalam hati ia menjerit, meratapi kesialan nasib tragis cinta mereka. Apa benar-benar tidak ada jalan lain? Siapa yang harus disalahkan jika hati ini memilih?

Heechul menatap kepala gadis yang sejak kecil ia timang ini dengan nanar. Jari-jarinya menggantung, berusaha menahan egoisme emosi untuk mendekap lebih erat Sun Ae. Jika tidak berdosa, ia ingin mencium tanpa ampun gadis ini. Jika tidak berdosa, ia ingin mendekap tanpa lelah keponakannya ini. Ya, lagi-lagi kata sial itu menghentikan aliran darahnya.

“ Ae-ya, bisa samchon memohon satu kali? Sudah cukup, tidakkah kau lelah dengan semua umpatan orang-orang tentang kita?” Sun Ae mendongak, menatap tajam wajah di atasnya. Ada kilatan marah pada pupil mata coklat Sun Ae.

ANIYA!” pekik Sun Ae seraya menghempas tubuh Heechul. Gadis itu hingga sekarang belum menyerah pada takdir.

Samchon  benar-benar tak punya hati! Kau sama saja seperti mereka! Hanya menghakimi dan menghakimi. Apa kalian tak punya belas kasih? Aku sakit… ini terlalu sakit..” isak Sun Ae keras. Gadis ini terisak seraya meremas dada nya yang serasa nyeri. Gumpalan jantung itu seakan disiram lelehan lahar. Sakit!

“ Kim Sun Ae, Mianhae.. Tapi ini salah! Kita berdosa. Demi Tuhan, aku juga sakit melihatmu seperti ini. Apa yang harus aku lakukan agar kau berhenti menyakiti diri dan orang lain? Ini kebodohan besar,” tutur Heechul lembut seraya mencoba mendekati Sun Ae. Ia mencoba meluluhkan pemikiran Sun Ae.

“ Apa yang harus dilakukan? Baik! Kita pergi dari sini. Kita lari dari semua dan membentuk hidup baru. Bisakah?!” Akal sehat Sun Ae lenyap. Ia memberi pilihan hidup yang sulit dicerna nalar orang-orang. Hidup menjadi sepasang suami istri dengan satu ikatan darah. Pilihan yang bahkan dunia pun akan mengutuk! Sedangkan Heechul hanya mendesah berat, menaggapi argumentasi keponakan sekaligus wanita yang sangat ia cintai. Mungkin selama ini, pria itu tak pernah sekalipun berucap jika ia mencintai Sun Ae. Tapi, hati Heechul tak pernah bisa menolak perasaan. Ia menyukai sikap manja Sun Ae, ia menyukai tatapan lembut Sun Ae, dan ia menyukai seluruh yang ada dari gadis itu.

“ Pulanglah, aku masih punya tamu yang harus di sapa.” Heechul berbalik membelakangi Sun Ae yang masih terisak pilu. Dan tetesan cairan hangat bola matanya kembali menetes. Menguasai seluruh tepi pipi dingin itu. Telapak tangan kekarnya beralih fungsi menjadi peredam suara isakan. Membekap keras menutupi tangisan.

Samchon benar-benar jahat  . Aku mencintaimu melebihi diriku sendiri. Mencintaimu hingga merelakan semua harga diri. Dan kau? Kau tak pernah menyadari itu. Telingamu Tuli! Hatimu Beku!” nafas Sun Ae terus memburu hebat hingga membuat rongga dadanya sesak.

“ Sekali saja lihat aku….” Suara Sun Ae semakin serak dan lirih. Memohon, bersimpuh meminta belas kasihan.

Heechul masih tak bergeming. Kata-kata itu sukses menebas habis pertahanannya. Isakan itu semakin menjadi. Terus berusaha membekap bibirnya rapat menutupi dari gadis di belakangnya.

“ Jika benar-benar tidak bisa, aku juga tidak bisa menyerah.” Sun Ae menatap pisau dapur yang tergelatak sembarang. Ia berjalan gontai mendekati meja yang tak jauh dari tempat mereka berdiri. Tangan nya gemetar meraih benda tajam itu. Tapi otak Sun Ae benar-benar tidak bisa mencerna lagi.

Samchon saranghae. Aku harap di kehidupan mendatang kita bertemu pada tempat yang seharusnya.” Mendengar perkataan aneh Sun Ae, sontak Heechul berpaling menghadap gadis itu. Mata nya terbelalak kaget mendapati Sun Ae telah menggenggam gemetaran sebilah pisau. Heechul berlari kesetanan mencoba menghentikan gadis itu.

TES!

Darah segar mengucur perlahan menetes tanpa henti pada lantai dingin rumah bersekat putih polos itu. Itu bukan darah Sun Ae. Heechul menghentikan tindakan gila keponakannya dengan meraih bagian tajam pisau dengan telapak tangan. Telapak tangannya sobek meninggalkan ringisan sakit pada tubuh Heechul.

“ Sebelum kau membunuh dirimu sendiri, aku yang akan lebih dulu membunuh diriku.”

Samchon!” Sun Ae berteriak ketakutan saat cairan merah pekat itu memenuhi tangan Pamannya. Ia meraih tangan Heechul, menghisap lembut darah mencoba memberhentikan cairan itu. Ada perasaan nikmat saat bibir mungil Sun Ae mengecap lembut kulit tangan Heechul. Tapi percuma, semakin lama darah terus mengucur deras.

Samchon ayo kita kerumah sakit,” lirih Sun Ae seraya tetap mencoba menghentikan kucuran darah Heechul.

“ Jika kau menghawatirkan aku, pulangkah. Aku lebih sakit jika kau disini,” tolak Heechul dingin tanpa memandang gadis sendu di depannya.

Anniya.. Anniya..”

Drrrttt … Drrrttt.. !

Tangan kiri Heechul yang tak luka meraih ponsel yang tergeletak tanpa tuan di meja. Tampak layar putih itu menunjukkan nama yang tak asing. Lee Gong su, kakak ipar sekaligus ayah tiri yang telah merawat Sun Ae seperti anak kandungnya. Pria setengah baya itu bahkan tak pernah bercerita tentang kejadian pahit tentang ibu nya.

Ne Hyung, aku sudah berbicara dengannya. Kau masuklah dan bawa dia.” Tanpa basa basi Heechul berbicara seraya menatap tepat pada bola mata Sun Ae. Ada kilatan sendu pada keduanya. Perih.

ANDAWE ! JEBAL! Aku tidak ingin pergi lagi.”

Saat Sun Ae memekik, tiba-tiba sesosok gadis dengan tampilan sexy keluar dari salah satu kamar rumah. Matanya memincing bingung melihat rumah yang baru ia datangi pagi tadi kacau. Wanita dengan kemeja putih panjang sedikit gobor  dan celana hot pants mendekati Heechul. Ia bergelayut manja di tubuh tinggi seorang Kim Heechul.

Chagi ada apa ini?” tanya sang gadis manja. Ia menatap remeh gadis di depannya.

“ Masuklah,” ucap dingin Heechul membiarkan tingkah wanita sexy bertubuh proporsional ini.

Dan gadis manis di depannya, hanya terperanjat tak percaya melihat drama memuakkan mereka. Tidak! Tidak mungkin Kim Heechul membawa wanita ‘jalang’ tak tau tata krama itu. Kepala Sun Ae menggeleng keras menampik semua kejadian menyakitkan di depan matanya. Air mata itu terus menghujani deras tanpa kering.

Samchon, kau…,” ujar Sun Ae ternganga lebar. Ia membekap bibir nya Shock. Sembilu panas itu kini kian dalam menusuk tepat pada jantung. Tak membiarkan sedikit saja kasihan untuk gadis ini. Wajah Sun Ae mendatar pucat tanpa ekspressi. Jiwanya kini terdampar pada gurun pasir panas yang seolah menjilati setiap centi tanpa ampun tubuhnya. Pedih!

“ Sun Ae!” Teriakan keras suara bariton itu semakin mengentakan jantung Sun Ae. Ia ingin lari tapi tidak tanpa Heechul. Sebelum Ayah membawa Sun Ae, gadis itu ingin tau lebiuh dulu tentang wanita yang dengan berani mengerayang manja pada tubuh pria nya.

“ Tidak! Ini bohong kan Samchon? Semua ini BOHONG!” Sun Ae menjerit histeris meminta penjelasan. Tapi Heechul hanya memalingkan muka tak berani menatap lekat mata kelam itu.

“ Bawa dia Hyung,” sergah Heechul tanpa menjawab pertanyaan Sun Ae.

“ LEPASKAN! Appa Jebal! Oppa .. Oppa.. !”

“ Aku Samchon mu Ae-ya.. Aku Samchon mu..” gumam Heechul serak. Menyedihkan saat melihat cinta nya pergi. Bibirnya tak berhenti mengucapkan kenyataan pahit itu seraya tetap memandang tubuh Sun Ae yang kini menjauh terbawa benda beroda.

BUG!

Heechul terduduk lemas seraya menangis pasrah meratapi derita takdirnya. Tubuh Pria itu bergetar hebat setelah gadis yang tak patut ia cintai pergi. Ia menenggelamkan wajah bodoh yang tak bisa mengalahkan takdir pada sela-sela lutut rapuhnya. Tetesan darah pekat telapak tangan menjadi saksi betapa rapuh pria ini.

Gwenhanayo?” tanya wanita yang telah ada di sebelahnya bingung. Alis wanita ini menaut menyisakahkan jarak sempit. Sadar jika ia tak sendirian, Heechul menegakkan tubuhnya dengan susah payah. Ia melempar segepok uang di atas meja untuk membayar wanita ini.

“ Tugasmu selesai. Pergilah.” Heechul tak menghiraukan wanita itu dan meninggalkannya sendiri yang masih bergelut senang melihat uang dengan kadar banyak di genggamannya.

“ Hei ! tapi kita bahkan belum bermain.” Ucapan menakutkan keluar dari bibir wanita ini membuat langkah Heechul berhenti.

“ Aku tak berniat bermain denganmu. Ambil kembali pakaianmu dan buang saja pakaian yang kau gunakan sekarang.”

“ Cih, hanya karna yeoja kecil itu kau menolak bermain denganku. Benar – benar namja tak beruntung,” cerocos wanita itu dengan tetap menghitung berapa besar laba yang ia terima hanya dengan melakoni drama tak berbobot. Berpura-pura menjadi wanita Kim Heechul.

****

# 2 years later

 

Langit jingga dengan sejuta keindahan menggulung syahdu pulau Jeju. Mentari yang nampak malu-malu menenggelamkan wajah di tengah permukaan bulat sang bumi, kini hanya tertinggal bias cahaya nya. Riakan ombak itu seakan nyanyian candu semesta pada penghujung sore. Tampak dari atas tebing, sesosok pria tinggi mengatupkan kedua mata, menikmati suara ombak serta oksigen bumi menyegarkan. Tuxcedo putih nan rapi masih tertengger tanpa kusut di tubuhnya, semakin memancarkan pesona sang ‘flower boy’. Disini di pulau ini, ia membuang semua kenangan pahit terdahulu sebelum melangkah maju.

                 ‘ Sun Ae, terima kasih. Aku tak pernah menyesali pernah mencintaimu. Aku tak pernah menyesali mengenalmu sebagai keponakan tercantikku. Bahagia adalah saat mengetahui kau mencintaiku meski semua alam semesta mencemooh kita. Mianhae, telah menjadi paman yang telah memberi rasa sakit itu.’

Oppa !” pekik wanita manis tinggi semampai berlari kecil menghampiri Heechul. Mendengar teriakan itu, sentak Heechul membuka mata nya dan berpaling pada gadis yang terbalut gaun pengantin. Ia terus berlari kecil seraya menganggkat bagian bawah gaun nya.

“ Jae shin,” ucap Heechul lembut dengan seulas senyum simpul memikat.

Oppa, kenapa masih disini? Acara akan segera dimulai. Aku tak mau berdiri sendiri disana. Bisa-bisa para tamu berfikir kalau mempelai pria nya kabur.”

“ Hahahah! Mianhae, Oppa hanya menikmati pemandangan sunset. Kajja kita kesana!” ajak Heechul seraya mengulurkan ringan tangan pada calon istrinya. Ya, Min Jae Shin. Gadis cantik yang perlahan menyembuhkan rasa sakit yang teramat perih. Ia bahkan tak pernah menyangka bisa bertemu gadis ini, sejak pindah ke Jepang. Jae Shin, dosen seni yang di takdirkan bertemu pada satu situasi yang bisa dibilang konyol. Pertemuan aneh di Pasar tradisional dan mengira Heechul adalah seorang wanita tomboy. Saling beradu mulut hanya karna sayuran. Sejak itu, hubungan mereka terjalin indah. Melalui sosok ceria Jae Shin, Heechul bisa melupakan kejadian masa lalu kelamnya.

               ‘ Sun Ae, mulai sekarang hiduplah selayaknya manusia yang mencintai apa yang seharusnya di cintai’

 ***

            Dan sisi lain tempat, seorang gadis duduk menekuk serta memeluk kedua lututnya erat. Tubuhnya terus menggigil. Bukan karna membeku, tapi rasa kehilangan teramat besar yang membuat ia kehilangan akal sehat. Mata coklat indah dulu berubah menjadi kosong tanpa pandangan. Ya, sejak kepergian tanpa kabar Heechul, Sun Ae sangat terpukul.

Samchon .. Chullie samchon.”

*END.

2 thoughts on “GOD! Make Her to be Mine

  1. Demi apa ini .
    Aku nangis beneran dah .
    Kalo cerita tentang cinta sedarah pasti akan susah untuk bersama .;(

Leave a comment